WANITA KENAPA TAKUT BERBISNIS?
Ini adalah judul buku yang ditulis oleh Ust. Hepi Andi Bastoni 2012. Ga sengaja sambil ngantuk pengen ngebaca buku ini. Bukunya mungil, mirip buku saku, baru sadar nih udah 2 tahun diamatinya sekarang, hehe..
Saya akan sharing ringkasan buku ini secara runut per-Bagian-nya ya. Mungkin terkesan agak panjang tapi kalo udah dibaca insya Allah ga terasa lho. Sila dinikmati.. ^_^
------
Islam tidak pernah menilai wanita sebagai masyarakat kelas dua dengan hak dan tanggung jawab yang lebih rendah dari kaum pria. Islam mewajibkan menuntut ilmu bagi wanita dan pria. Nabi Muhammad SAW mewasiatkan agar orang tua mengutamakan pendidikan anak perempuannya, “Barangsiapa mempunyai anak perempuan, kemudian mendidiknya, berbuat baik kepadanya, dan menikahkannya, baginya surga.” (HR.Ibnu Hibban)
Panggung sejarah keagungan Islam jelas banyak melibatkan peran aktif wanita diberbagai bidang. Di sisi jihad dan pengorbanan mereka kepada Islam, tercatat Sumayyah binti Khubath sebagai Wanita pertama yang syahid. Manusia pertama yang menyambut dakwah Islam sekaligus menopang banyak manuvernya juga dari kaum wanita : Khadijah binti Khuwailid!
Dibidang pengetahuan juga tidak kalah, para shahabiyat pernah meminta agar diadakan pertemuan khusus mereka dalam mempelajari ilmu, sebagaimana yang dilakukan Rasul kepada para sahabat. Kemudian Nabi SAW memenuhi kegendak mereka dengan memberikan waktu khusus.
Diantara ranah yang bisa dimasuki wanita adalah wilayah enterpreneurship atau bisnis. Mengapa wilayah ini layak dimasuki oleh para wanita? Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan.
Pertama, dengan berbisnis, wanita bebas menentukan waktunya. Tidak seperti pekerja kantoran yang mengharuskan jam kerja dari pagi sampai sore hari. Dengan memiliki usaha sendiri, bukan orang lain. Ia dapat mengantar atau menjemput anaknya ke sekolah sambil lewat untuk bertemu dengan calon pembeli atau rekan bisnisnya.
Kedua, dengan berbisnis wanita bisa menaikkan harga dirinya. Dengan demikian, ia tidak menjadi objek selalu di bawah kendali pria. Namun, rasa hormat dan patuh terhadap suami dalam hal kebenaran, mesti tetap harus dijaga.
Ketiga, dengan berbisnis, wanita bisa mengembangkan potensinya. Tidak sedikit para wanita yang dulu ketika kuliah, aktif diberbagai organisasi, tapi ketika menikah, seluruh potensinya hilang. Dengan alasan setia kepada suami dan anak, para wanita ‘hebat’ itu menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh seorang pembantu. Padahal ada bnayak yang bisa dikerjakan wanita dengan aktif dalam kegiatan sosial, keagamaan dan wirausaha sehingga potensi yang dimiliki tidak hilang dan menjadi aset bagi orang banyak.
1. Wanita Kenapa Takut Berbisnis?
“Bersedekahlah (wahai para wanita) meskipun dengan sebagian perhiasanmu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Anjuran agar kaum wanita banyak bersedekah akan sulit dilakukan apabila tidak memiliki sumber-sumber pendanaan, terlebih lagi jika ia tidak bersuami atau suaminya tidak cukup memiliki kelebihan finansial. Penghasilan wanita sepenuhnya menjadi milik wanita itu sendiri yang jika diberikan kepada suami, anak atau anggota keluarga yang lain akan bernilai sedekah.
Istri-istri Rasulullah Menekuni Wirausaha
Khadijah Binti Khuwailid : Niagawati Internasional
Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah Muhammad SAW. Ia mewarisi kekayaan sang ayah Khuwailid bin As’ad bnin Abdul Uzza bin Qusay yang dikenal sebagai saudagar kaya. Sepeninggal ayahnya, Khadijah menjalankan roda bisnis sendiri, kepiawaiannya dalam berbisnis membuatnya mampu menghasilkan keuntungan secara mengagumkan. Ia mendapat gelaran Putri Makkah (Rawzy dalam Ahmad Djunaidi,dkk 2008). Khadijah tidak menyukai pergi mengawal dagangannya bersama kafilah, dia lebih suka mengangkat agen/manager yang terpercaya dan dikenal baik reputasinya, Muhammad SAW salah satunya.
Setelah menikah dengan Rasulullah SAW, bisnisnya tetap berjalan dimana suaminya bertindak sebagai mitra bisnisnya. Dalam menjalankan bisnisnya Rasulullah SAW telah menerapkan prinsip-prinsip bisnis seperti yang dipaparkan oleh Robert T Kiyosaki dalam bukunya The Cash Flow Quadrant (dalam Afzalurrahman 2000).
Dibalik kesuksesannya sebagai niagawati, Khadijah adalah wanita yang sangat pemurah dan memiliki akhlaq yang agung. Ia dikenal gemar menyantuni kaum papa, dikenal sebagai ibunda kaum dhuafa. Ia selalu menambahkan upah melebihi perjanjian yang sebelumnya telah dibuat dengan agen-agennya. Demikian juga ketika ia telah menikah dengan Muhammad SAW ia menyerahkan seluruh hartanya di jalan Allah SWT untuk membela Islam. Hal inilah yang mengundang kecintaan sekaligus penghargaan Rasulullah SAW pada Khadijah bahkan setelah ia wafat.
Dikisahkah, Beliau SAW seringkali bersenandung untuk mengingat kenangan manis bersama Khadijah. Ketika menyembelih kambing, beliau SAW memotong sebgaian untuk dikirim kepada teman-teman Khadijah. Beliau SAW secara tegas menyatakan, “Allah tidak mengganti yang lebih baik daripada Khadijah karena ia beriman kepadaku ketika orang-orang masih kafir terhadapku, ia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku dan ia mengorbankan hartanya untukku ketika orang-orang tidak memberikan apapun kepadaku.”
Setiap muslim tentunya juga berhutang budi pada Khadijah karena Idlam tegak salah satunya berkat totalitas pengorbanan Khadijah melalui hartanya.
Zainab binti Jahsy : Wirausahawati Penyamak Kulit yang Gemar Bersedekah
Ia seorang putri bangsawan Makkah yang memiliki paras cantik. Meski demikian, ia tidak malu menyibukkan dirinya dengan aktifitas usaha kecil yakni pembuatan qirbah sejenis tempat air dari kulit hewan. Ia sosok taat beribadah, sangat pemurah dengan gemar berinfaq.
Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik perempuan adalah Zainab karena ia bekerja dengan tangannya dan berinfaq darinya.” Menjelang wafat, Nabi SAW mengisyaratkan diantara para istrinya yang akan segera menyusul kematiaanya adalah yang paling panjang tangannya, yang dimaksud adalah paling banyak bersedekah, dan orang tersebut adalah Zainab.
Shafiyah binti Huyay : Jasa Rias Pengantin
Ia putri Huyay bin Akhtab seorang pemuka Yahudi. Ia disebutkan memiliki keterampilan menghias pengantin, tak disebutkan apakah ia mengambil upah jasa yang diberikannya atau tidak (dalam The Secret of Khadijah).
Kisah diatas menunjukkan bahwa wirausahawati sudah dikenal sejak masa Nabi SAW, tidak ada larangan untuk itu selama dilakukan dalam koridor yang dibenarkan dalam Islam. Tentunya tanpa mengabaikan dua tugas utama wanita yaitu sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya.
2. Wanita Bekerja dalam Pandangan Islam
Islam telah menetapkan bahwa kepala rumah tangga adalah tugas pokok dan tanggung jawab pria. Dengan demikian wanita tidak dibebani tugas (kewajiban) mencari nafkah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya. Wanita justru berhak mendapatkan nafkah dari suaminya (bila wanita tersebut telah menikah) atau dari walinya (bila belum menikah). Bukan berarti Islam tidak membolehkan wanita bekerja. Islam membolehkan wanita untuk memiliki harta sendiri.
”...bagi laki-laki ada bagian dari apa yang meraka usahakan dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. 4-32)
Namun ada adab dan syarat yang tidak boleh dilanggar semata-mata hanya untuk menjaga kehormatan wanita itu sendiri :
Mengenakan Pakaian yang Menutup Aurat
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,” (QS. Al Ahzab : 27)
Tidak Memamerkan secara Mencolok Perhiasaan dan Kecantikan
“Janganlah memamerkan perhiasaan seperti orang jahiliyah yang pertama.” (QS. Al Ahzab : 33)
Tidak Memerdukan atau Mendesahkan Suara
Para wanita keluar rumah juga diharamkan bertingkah laku yang akan menimbulkan syahwat para laki-laki. Seperti mengeluarkan suara yang terkesan menggoda, atau mendesah-desahkan suaranya. “Janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab :32)
Menjaga Pandangan
Bukan hanya pria saja yang haram jelalatan matanya, tapi wanita juga haram lirik-lirik.
“Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman : Hendaklah mereka menahan padangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya,” (QS.24:30-31)
Aman Dari Fitnah
Kebolehan wanita keluar rumah akan batal dnegan sendirinya manakala ada fitnah atau keadaan yang tidak aman.
Mendapat Izin dari Orang Tua atau Suaminya
3. Kiat Memulai Usaha
Temukan Peluang yang Cocok
Sebagai muslimah, memang kita memiliki beberapa keterbatasan. Biasanya dari segi waktu, karena tanggung jawab pertama adalah mengurus keluarga. Untuk pemula, sebaiknya melakukan usaha yang belum banyak sainganmya. Atau kalaupun sudah ada saingannya, kita bisa menawarkan kelebihan, sehingga ada alasan bagi pelanggan untuk memilih kita. Temukan celah yang cocok bagi anda.
Perencanaan Usaha
Apakah usaha yang akan dijalankan bisa menguntungkan atau justru Cuma akan melenyapkan uang tanpa bekas.
Lokasi
Pada usaha produksi, lokasi yang banyak sumber daya manusia dan dekat dengan sumber bahan produksi akan membantu meningkatkan efisiensi. Pada usaha dagang, lokasi yang tepat bisa membedakan antara keberhasilan dengan kegagalan. Pada usaha jasa, lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan bisa meningkatkan penghasilan anda.
Modal
Untuk memulai bisnis, disarankan untuk menghindari pinjaman bank, walaupun bank syariah. Idealnya memang modal bisa 100% dari anda sendiri, alternatif lainnya adalah investor luar. Biasanya kemudian dibuat perjanjian atau akad.
Eksekusi
Saatnya melakukan semua yang direncanakan.
Kiat Usaha Versi Safir Senduk
-Pisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
-Kendalikan pemasukan dan pengeluaran.
-Proteksi, proteksi, proteksi.
-Miliki investasi lain selain usaha.
-Lakukan analisis ketika ingin membuka usaha baru.
4. Mulai Dari Rumah
Tahukan Anda, hobi dapat menjadi awal kesuksesan finansial. Banyak sekali contoh kesuksesan pengusaha yang berawal dari hobi dan dilakukan di rumah. Karena sangat mencintai pekerjaan yang jadi hobi ini, kemungkinan sukses menjadi lebih besar dan yang tak kalah penting, ada yang tidak bisa diukur dengan uang yaitu kepuasan batin.
Marketable (Bisa Dijual)
Menarik Untuk Ditekuni Dalam Jangka Panjang
Bukan Tren Sesaat---
Alhamdulillah akhirnya done juga.. Selamat Mencoba ya! ^_^
Dikeheningan temaram Purnama, Home 10 Agust. 14
Salam hangat,
Agatha Rizky Ardang.
Saya akan sharing ringkasan buku ini secara runut per-Bagian-nya ya. Mungkin terkesan agak panjang tapi kalo udah dibaca insya Allah ga terasa lho. Sila dinikmati.. ^_^
------
Islam tidak pernah menilai wanita sebagai masyarakat kelas dua dengan hak dan tanggung jawab yang lebih rendah dari kaum pria. Islam mewajibkan menuntut ilmu bagi wanita dan pria. Nabi Muhammad SAW mewasiatkan agar orang tua mengutamakan pendidikan anak perempuannya, “Barangsiapa mempunyai anak perempuan, kemudian mendidiknya, berbuat baik kepadanya, dan menikahkannya, baginya surga.” (HR.Ibnu Hibban)
Panggung sejarah keagungan Islam jelas banyak melibatkan peran aktif wanita diberbagai bidang. Di sisi jihad dan pengorbanan mereka kepada Islam, tercatat Sumayyah binti Khubath sebagai Wanita pertama yang syahid. Manusia pertama yang menyambut dakwah Islam sekaligus menopang banyak manuvernya juga dari kaum wanita : Khadijah binti Khuwailid!
Dibidang pengetahuan juga tidak kalah, para shahabiyat pernah meminta agar diadakan pertemuan khusus mereka dalam mempelajari ilmu, sebagaimana yang dilakukan Rasul kepada para sahabat. Kemudian Nabi SAW memenuhi kegendak mereka dengan memberikan waktu khusus.
Diantara ranah yang bisa dimasuki wanita adalah wilayah enterpreneurship atau bisnis. Mengapa wilayah ini layak dimasuki oleh para wanita? Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan.
Pertama, dengan berbisnis, wanita bebas menentukan waktunya. Tidak seperti pekerja kantoran yang mengharuskan jam kerja dari pagi sampai sore hari. Dengan memiliki usaha sendiri, bukan orang lain. Ia dapat mengantar atau menjemput anaknya ke sekolah sambil lewat untuk bertemu dengan calon pembeli atau rekan bisnisnya.
Kedua, dengan berbisnis wanita bisa menaikkan harga dirinya. Dengan demikian, ia tidak menjadi objek selalu di bawah kendali pria. Namun, rasa hormat dan patuh terhadap suami dalam hal kebenaran, mesti tetap harus dijaga.
Ketiga, dengan berbisnis, wanita bisa mengembangkan potensinya. Tidak sedikit para wanita yang dulu ketika kuliah, aktif diberbagai organisasi, tapi ketika menikah, seluruh potensinya hilang. Dengan alasan setia kepada suami dan anak, para wanita ‘hebat’ itu menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh seorang pembantu. Padahal ada bnayak yang bisa dikerjakan wanita dengan aktif dalam kegiatan sosial, keagamaan dan wirausaha sehingga potensi yang dimiliki tidak hilang dan menjadi aset bagi orang banyak.
1. Wanita Kenapa Takut Berbisnis?
“Bersedekahlah (wahai para wanita) meskipun dengan sebagian perhiasanmu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Anjuran agar kaum wanita banyak bersedekah akan sulit dilakukan apabila tidak memiliki sumber-sumber pendanaan, terlebih lagi jika ia tidak bersuami atau suaminya tidak cukup memiliki kelebihan finansial. Penghasilan wanita sepenuhnya menjadi milik wanita itu sendiri yang jika diberikan kepada suami, anak atau anggota keluarga yang lain akan bernilai sedekah.
Istri-istri Rasulullah Menekuni Wirausaha
Khadijah Binti Khuwailid : Niagawati Internasional
Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah Muhammad SAW. Ia mewarisi kekayaan sang ayah Khuwailid bin As’ad bnin Abdul Uzza bin Qusay yang dikenal sebagai saudagar kaya. Sepeninggal ayahnya, Khadijah menjalankan roda bisnis sendiri, kepiawaiannya dalam berbisnis membuatnya mampu menghasilkan keuntungan secara mengagumkan. Ia mendapat gelaran Putri Makkah (Rawzy dalam Ahmad Djunaidi,dkk 2008). Khadijah tidak menyukai pergi mengawal dagangannya bersama kafilah, dia lebih suka mengangkat agen/manager yang terpercaya dan dikenal baik reputasinya, Muhammad SAW salah satunya.
Setelah menikah dengan Rasulullah SAW, bisnisnya tetap berjalan dimana suaminya bertindak sebagai mitra bisnisnya. Dalam menjalankan bisnisnya Rasulullah SAW telah menerapkan prinsip-prinsip bisnis seperti yang dipaparkan oleh Robert T Kiyosaki dalam bukunya The Cash Flow Quadrant (dalam Afzalurrahman 2000).
Dibalik kesuksesannya sebagai niagawati, Khadijah adalah wanita yang sangat pemurah dan memiliki akhlaq yang agung. Ia dikenal gemar menyantuni kaum papa, dikenal sebagai ibunda kaum dhuafa. Ia selalu menambahkan upah melebihi perjanjian yang sebelumnya telah dibuat dengan agen-agennya. Demikian juga ketika ia telah menikah dengan Muhammad SAW ia menyerahkan seluruh hartanya di jalan Allah SWT untuk membela Islam. Hal inilah yang mengundang kecintaan sekaligus penghargaan Rasulullah SAW pada Khadijah bahkan setelah ia wafat.
Dikisahkah, Beliau SAW seringkali bersenandung untuk mengingat kenangan manis bersama Khadijah. Ketika menyembelih kambing, beliau SAW memotong sebgaian untuk dikirim kepada teman-teman Khadijah. Beliau SAW secara tegas menyatakan, “Allah tidak mengganti yang lebih baik daripada Khadijah karena ia beriman kepadaku ketika orang-orang masih kafir terhadapku, ia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku dan ia mengorbankan hartanya untukku ketika orang-orang tidak memberikan apapun kepadaku.”
Setiap muslim tentunya juga berhutang budi pada Khadijah karena Idlam tegak salah satunya berkat totalitas pengorbanan Khadijah melalui hartanya.
Zainab binti Jahsy : Wirausahawati Penyamak Kulit yang Gemar Bersedekah
Ia seorang putri bangsawan Makkah yang memiliki paras cantik. Meski demikian, ia tidak malu menyibukkan dirinya dengan aktifitas usaha kecil yakni pembuatan qirbah sejenis tempat air dari kulit hewan. Ia sosok taat beribadah, sangat pemurah dengan gemar berinfaq.
Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik perempuan adalah Zainab karena ia bekerja dengan tangannya dan berinfaq darinya.” Menjelang wafat, Nabi SAW mengisyaratkan diantara para istrinya yang akan segera menyusul kematiaanya adalah yang paling panjang tangannya, yang dimaksud adalah paling banyak bersedekah, dan orang tersebut adalah Zainab.
Shafiyah binti Huyay : Jasa Rias Pengantin
Ia putri Huyay bin Akhtab seorang pemuka Yahudi. Ia disebutkan memiliki keterampilan menghias pengantin, tak disebutkan apakah ia mengambil upah jasa yang diberikannya atau tidak (dalam The Secret of Khadijah).
Kisah diatas menunjukkan bahwa wirausahawati sudah dikenal sejak masa Nabi SAW, tidak ada larangan untuk itu selama dilakukan dalam koridor yang dibenarkan dalam Islam. Tentunya tanpa mengabaikan dua tugas utama wanita yaitu sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya.
2. Wanita Bekerja dalam Pandangan Islam
Islam telah menetapkan bahwa kepala rumah tangga adalah tugas pokok dan tanggung jawab pria. Dengan demikian wanita tidak dibebani tugas (kewajiban) mencari nafkah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya. Wanita justru berhak mendapatkan nafkah dari suaminya (bila wanita tersebut telah menikah) atau dari walinya (bila belum menikah). Bukan berarti Islam tidak membolehkan wanita bekerja. Islam membolehkan wanita untuk memiliki harta sendiri.
”...bagi laki-laki ada bagian dari apa yang meraka usahakan dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. 4-32)
Namun ada adab dan syarat yang tidak boleh dilanggar semata-mata hanya untuk menjaga kehormatan wanita itu sendiri :
Mengenakan Pakaian yang Menutup Aurat
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,” (QS. Al Ahzab : 27)
Tidak Memamerkan secara Mencolok Perhiasaan dan Kecantikan
“Janganlah memamerkan perhiasaan seperti orang jahiliyah yang pertama.” (QS. Al Ahzab : 33)
Tidak Memerdukan atau Mendesahkan Suara
Para wanita keluar rumah juga diharamkan bertingkah laku yang akan menimbulkan syahwat para laki-laki. Seperti mengeluarkan suara yang terkesan menggoda, atau mendesah-desahkan suaranya. “Janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab :32)
Menjaga Pandangan
Bukan hanya pria saja yang haram jelalatan matanya, tapi wanita juga haram lirik-lirik.
“Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman : Hendaklah mereka menahan padangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya,” (QS.24:30-31)
Aman Dari Fitnah
Kebolehan wanita keluar rumah akan batal dnegan sendirinya manakala ada fitnah atau keadaan yang tidak aman.
Mendapat Izin dari Orang Tua atau Suaminya
3. Kiat Memulai Usaha
Temukan Peluang yang Cocok
Sebagai muslimah, memang kita memiliki beberapa keterbatasan. Biasanya dari segi waktu, karena tanggung jawab pertama adalah mengurus keluarga. Untuk pemula, sebaiknya melakukan usaha yang belum banyak sainganmya. Atau kalaupun sudah ada saingannya, kita bisa menawarkan kelebihan, sehingga ada alasan bagi pelanggan untuk memilih kita. Temukan celah yang cocok bagi anda.
Perencanaan Usaha
Apakah usaha yang akan dijalankan bisa menguntungkan atau justru Cuma akan melenyapkan uang tanpa bekas.
Lokasi
Pada usaha produksi, lokasi yang banyak sumber daya manusia dan dekat dengan sumber bahan produksi akan membantu meningkatkan efisiensi. Pada usaha dagang, lokasi yang tepat bisa membedakan antara keberhasilan dengan kegagalan. Pada usaha jasa, lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan bisa meningkatkan penghasilan anda.
Modal
Untuk memulai bisnis, disarankan untuk menghindari pinjaman bank, walaupun bank syariah. Idealnya memang modal bisa 100% dari anda sendiri, alternatif lainnya adalah investor luar. Biasanya kemudian dibuat perjanjian atau akad.
Eksekusi
Saatnya melakukan semua yang direncanakan.
Kiat Usaha Versi Safir Senduk
-Pisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
-Kendalikan pemasukan dan pengeluaran.
-Proteksi, proteksi, proteksi.
-Miliki investasi lain selain usaha.
-Lakukan analisis ketika ingin membuka usaha baru.
4. Mulai Dari Rumah
Tahukan Anda, hobi dapat menjadi awal kesuksesan finansial. Banyak sekali contoh kesuksesan pengusaha yang berawal dari hobi dan dilakukan di rumah. Karena sangat mencintai pekerjaan yang jadi hobi ini, kemungkinan sukses menjadi lebih besar dan yang tak kalah penting, ada yang tidak bisa diukur dengan uang yaitu kepuasan batin.
Marketable (Bisa Dijual)
Menarik Untuk Ditekuni Dalam Jangka Panjang
Bukan Tren Sesaat---
Alhamdulillah akhirnya done juga.. Selamat Mencoba ya! ^_^
Dikeheningan temaram Purnama, Home 10 Agust. 14
Salam hangat,
Agatha Rizky Ardang.
Komentar
Posting Komentar