Rindu
Rindu kita.
Rindu yang lucu.Seperti gerhana kemarin.
Engkau ceritakan tentang rembulan yang lugu. Dia ada.
Hanya tersipu saat datang cahaya.
Pertemuan kita.
Pertemuan yang lucu.
Luapan hati yang melompat-lompat.
Tapi penuh ragu.
Bahkan bungkam menyita waktu.
Sebuah jam pasir terdampar di mejaku.
Menggoda untuk terburu-buru.
Dan, kau datang.
Meletakkan sekuntum melati.
Katamu sebagai pengingat.
Tentang jarak yang tak lagi berarti.
Rindu kita.
Rindu yang biru.
Yang sungkan kita katakan.
Yang mabuk kita rasakan.
Lalu, ya. Saat itu akan datang.
(Rashid Satari , LC)
-----
Komentar
Posting Komentar